Selamat datang di blog bp3k kecamatan cicantayan kabupaten Sukabumi Jawa Barat, bagi masyarakat terutama wilayah kecamatan cicantayan saat ini bisa memanfaatkan sarana ini sebagai komunikasi, konsultasi terutama yang terkait dengan pertanian, perikanan dan kehutanan untuk lebih jelas datang aja kekantor BP3K Cicantayan.

Kamis, 27 Oktober 2011

Bisnis DOC Ayam Kampung

Bisnis DOC ayam kampung dengan menetaskan telur sendiri adalah peluang bisnis yang masih belum mendapat perhatian dari banyak kalangan. Kita mungkin masih beranggapan bahwa menetaskan DOC, DOD, DOQ hanya dimonopoli oleh perusahaan tertentu atau tempat-tempat tertentu oleh masyarakat tertentu pula dan telah menjadi ilmu turun-temurun. Tempat-tempat yang masih kita anggap sebagai sentra ternak unggas seperti Mojosari, Blitar, Kediri, Bali, Tegal, Cirebon dan tempat-tempat lainnya.

Kalau kita mengetahui akan keuntungan di balik bisnis ini, maka tentu kita akan saling bersaing dan berlomba terjun di dalamnya. Akan tetapi perlu diketahui untuk masuk di dunia bisnis baru tidaklah mudah, butuh keseriusan, semangat, dan tentunya modal. Berikut akan kami berikan gambaran kepada pembaca contoh sederhana analisis usaha penetasan DOC ayam buras sebagai gambaran bagi anda yang akan terjun di usaha ini :
Modal tetap
Mesin penetas C-1000 harga Rp 2.700.000,00
Nilai penyusutan alat dianggap 5 tahun (60 bulan) dengan asumsi mesin digunakan setiap bulan untuk menetaskan telur dengan jeda libur 2 bulan setiap tahunnya (2×5 th = 10 bulan), sehingga masa produksi mesin dihitung (60-10) = 50 bulan. Sehingga Nilai penyusutan mesin dapat dihitung sebagai berikut :
Nilai penyusutan : harga mesin/bulan produksi = Rp 2.700.000,00/50 = Rp 54.000,00
Biaya Usaha
1. Telur 1000 butir = Rp 1.000.000,00
2 . Listrik = Rp 50.000,00
3 . Fumigasi ruangan = Rp 5.000,00
4 . Penyusutan mesin = Rp 54.000,00
5 . Tenaga kerja = Rp 100.000,00
Total biaya usaha 1.209.000,00
Pendapatan Usaha
  • Pada saat dilakukan peneropongan telur (candling) ke-1 diperkirakan telur yang infertile 20 %, maka telur yang dikelurkan sebanyak 20% x 1000 butir = 200 butir. Telur dijual dengan harga Rp. 500,00 per butir, sehingga telur yang tersisa (fertil) sebanyak (1000 – 200) = 800 butir. Pendapatan dari telur infertil = 200 butir x @ Rp 500,00 = Rp 100.000,00
  • Pada candling ke-2 dan ke-3 telur yang mati biasanya sekitar 5 % dari telur yang fertile, maka jumlah telur mati sebanyak 5% x 800 butir = 40 butir (dimanfaatkan untuk campuran pakan ternak) sehingga telur yang tersisa sebanyak 800 – 40 = 760 butir
  • Pada saat menetas, jumlah telur yang berhasil menetas sebanyak 90% (90% x 760 = 684 ekor) dan setelah melalui proses seleksi DOC yang normal dan layak jual sekitar 95% (95% x 684 = 650) DOC. Sehingga pendapatan dari penjualan DOC adalah 650 ekor x @ Rp 3.000,00 = Rp 1.950.000,00
  • Total Pendapatan usaha Rp 2.050.000,00
Laba Usaha
Laba Usaha diperoleh dari pendapatan – biaya, maka :
(Rp 2.050.000,00) – (Rp 1.209.000,00) = Rp 841.000,00
Catatan Penting :
Harga-harga di atas up to date ketika tanggal posting/diterbitkan artikel ini. Analisa usaha ini bisa dipakai acuan hingga 1 tahun ke depan karena harga dari produk ayam kampung ini relatif stabil. Laba usaha akan meningkat dengan semakin bertambahnya jumlah telur yang ditetaskan. Dan yang penting : investasi anda akan kembali dalam jangka waktu 3-4 bulan.
Analisis kelayakan usaha :
BEP (break even point) untuk volume atau jumlah produksi
diperoleh dari = total biaya / harga jual produk
Rp 1.209.000,00 / 3000 = 403
BEP untuk harga produksi
diperoleh dari = total biaya / total produksi
Rp 1.209.000,00 / 1000 = 1.209
Titik impas usaha tercapai jika harga jual DOC Rp 1.209,00 per ekor atau jumlah produksi mencapai 403 ekor
R/C (return cost ratio)
diperoleh dari : total penerimaan / total biaya
Rp 2.050.000,00 / Rp 1.209.000,00 = 1,69
Dengan nilai R/C 1,70 berarti usaha ini dinilai layak untuk dijalankan. Setiap penambahan biaya biaya Rp 1,00 akan memperoleh penerimaan sebesar Rp 1.70,00
B/C Rasio
diperoleh dari : total keuntungan / total biaya
Rp 841.000,00 / Rp 1.209.000,00 = 0,69
Nilai B/C > 0, berarti usaha ini layak dan dapat memberikan tambahan keuntungan sebesar Rp 0,69 dari setiap penambahan biaya Rp 1,00. keuntungan mencapai 69% dari biaya yang dikeluarkan
Selamat mencoba dan semoga kesuksesan selalu menyertai anda
Disusun oleh: M. Ali, SPt (penyuluh Peternakan BP3K Cicantayan kab. Sukabumi)

Rabu, 26 Oktober 2011

analisa budidaya ayam kampung

ANALISA BUDIDAYA AYAM KAMPOENG
Untuk mengetahui berapa besar modal yang harus diinvestasi dalam usaha pemeliharaan ayam kampung dan berapa jumlah keuntungan yang diperoleh, maka dibawah ini penulis mencoba membuat perhitungan berdasarkan catatan harian pengeluaran seorang peternak. Ukuran kandang panjang 8 meter lebar 2,5 meter dan tinggi 3 meter. Ukuran pagar keliling, panjang 18 meter, lebar 10 meter dan tinggi 2,7 meter.
Kandang tersebut digunakan untuk memelihara 155 ekor ayam muda yang terdiri dari 150 ekor ayam betina dan 5 ekor jantan dengan umur rata-rata 4 bulan. Ayam-ayam tersebut dibeli dengan Rp 9.000,00/ekor. Porsi pakan 100 gr /ekor/hari, pada bulan ke dua dan ke tiga porsi pakan di naikkan masing-masing sebesar 20%dan 25%.
Di bulan ke empat dari masa pemeliharaan ayam–ayam tersebut telah mulai bertelur, dengan jumlah rata-rata 14 butir per periodenya. Untuk meningkatkan jumlah produksi telor, sengaja peternak menerapkan metode siklus reproduksi, yaitu dengan jalan :
1. memisahkan induk dari telurnya dengan hanya satu butir telor pada sarangannya .
2. pada induk–induk yang mulai memperlihatkan tanda-tanda mengeram secepatnya di mandikan
Dari kedua perlakuan diatas maka ditahun satu masa produksinya dapat diatur sebanyak lima kali .
Pada bulan ke 7 dari keseluruhan produksi telor 10% dieramkan sedangkan sisanya dijual. Untuk tugas pengeraman sengaja digunakan untuk ayam sebanyak 20 ekor, sehingga pada bulan ke delapan terjadi penurunan produksi telur .
Setelah menetas induk dan DOC dipisah, kemudian induk dimandikan. Pada bulan ke sembilan produksi telur mulai meningkat. Dalam produksi ayam kampung ini yang perlu di ketahui adalah :
- Fertilitas =96%
-Daya tetas =90 %
-Kematian = 3%
-Umur Penetasan 21 hari
-Pemberian faksin dilakukan sebanyak 4 kali selama pemeliharaan.
DOC setelah dipisah dari induknya ditempatkan dalam kotak dos beralaskan sekam padi yang di campur sedikit kapur, tanpa diberi bantuan induk buatan (Listrik lampu minyak) sedang sebagai sumber penghangat DOC akan memperoleh dari panas tubunya sendiri. Pada pemeliharaan ditahun kedua siklus reproduksi pertahunya diatur sebanyak 11 kali, dengan demikian diharapkan pada peningkatan dalam jumlah produksi (telur) selain itu pada pemeliharaan ini ada tambahan populasi ayam sebanyak 175 ekor betina dan 8 ekor pejantan. Untuk menghindarkan terjadinya “kanibalisme” oleh ayam yang lebih kuat, maka dibuat kandang baru. Dibulan kelima ayam-ayam tersebut sudah mulai bertelur, dengan demikian ada kenaikan dalam jumlah produksi telur. Dari jumlah produk perharinya, resiko pecah atau retak diperhitungkan sebanyak 6 butir atau 180 per bulan (angka rata-rata), dan ini oleh peternak dimanfaatkan untuk lauk. Sehingga total keseluruhan yang dikomsumsi adalah 17x180 butir=30.60 butir, sedang yang dijual sebanyak 49.300 butir dengan harga 850.


A. Pemberian Pakan
1.Untuk ayam muda –dewasa, 100 gr /ekor/hari
Jumlah pakan per hari untuk 155 ekor =(100x 155) kg: 1000 = 15,5 kg.
Jumlah pakan bulan I = 30x15,5 kg = 465 kg
Jumlah pakan bulan II= (0,2x465 kg)+465 kg = 558 kg
Jumlah pakan bulan III= (0,25x558kg)+558kg = 697,5 kg
Jumlan pakan bulan IV – umur 2 tahun = 17x697,5 kg =11.857,5 kg
Total pemberian pakan =13,578 kg
2. Untuk DOC 60 gr/ekor/hari, sampai umur 3 bulan
Jumlah pakan untuk 189 DOC (189 x 60)kg :1000 = 11,34 kg
Jumlah pakan bulan I 30 x 11,34kg = 340,20 kg
Jumlah pakan bulan II(mortalitas 3%)(0,15x60)+60x183 x30x1kg = 378,81 kg
1000
jumlah pakan bulan III (0,15x378,81kg)+378,81kg = 435,63 kg
Total pemberian pakan = 1.154,64 kg
3. Untuk ayam muda –dewasa, 100gr/ekor/hari
Jumlah pakan per hari untuk 183 ekor (100x183)kg: 1000 = 18,3 kg
Jumlah pakan bulan I =30x18,3 = 549 kg
Jumlah pakan bulan II =(0,2x549)kg+549kg = 658,8kg
Jumlah pakan bulan III =(0,25x658,8)kg+658,8kg = 823,5kg
Jumlah pakan bluan IV –bulan keXI = 10x823,5kg = 8.235 kg
Total pemberian pakan = 10.266,3kg
B. Analisa Biaya
1. Input
a. Biaya Infestasi
-Pembuatan kandang tahun 1 = Rp.35.000,00
-Pembuatan kandang dan Box tahun 11 =Rp.40.000,00
-Pembuatan pagar keliling =Rp.125.000,00
Total biaya investasi =Rp.200.000,00 (1)
b. Biaya Operasi
-Pembelian 155 ekor ayam=155xRp900,00 =Rp.139.500,00
-Pembelian untuk 155 ekor ayam=13.578xRp120,00 =Rp.1.29.360,00
-Pembelian pakan untuk 189 DOC sampai umur 3 bulan =1.154,64xRp.120,00 = Rp.138.556,80
-Pembelian pakan untuk 183 ekor ayam=Rp.10.266,3x120,00
=Rp.1.231.956,00 +
Total pembelian pakan =Rp.2.999.872,80
-Biaya vaksin dan obat cacing untuk ayam muda dan dewasa =Rp.3.000 ,00
-Biaya vaksin dan obat cacing/DOC =Rp.1.000 ,00
Total biaya operasi =Rp.139.500,00 + Rp.2.999.872,80 + Rp 4000,00
=Rp.3.143.372,80
c. Penyusutan dan Perbaikan
-Penyusutan kandang 1 tahun =Rp.2.500,00
-Penyusutan pagar 1 tahun =Rp.3.000.00
-Perbaikan kandang 1 tahun =Rp. 4.000,00
` -Perbaikan kandang 1 tahun =Rp. 5000,00
Total =Rp. 14.50000
2.Output
-Penjualan telur selama pemeliharaan= 49.300xRp850,00=Rp 41 905.000,00
-Penjualan ayam afkir @Rp40.000,00 =Rp 6.200.000,00
- Penjualan dari telur yang dikomsumsi =3060x500=Rp 1.530.000,00
Total Rp 49.635.000,00
C. Keuntungan Yang Diperoleh
Rp 49.635.000,00 – Rp25.034.099.00 = 24.600.001,00
Rp24.600.001,00 : 20bln = Rp 1.230.000,00 /bln

Disusun oleh; M.Ali, S.Pt (Penyuluh Peternakan BP3K Cicantayan)